Sebuah papan tanda AI (Artificial Intelligence) terlihat di Kongres Seluler Dunia 2025 di Barcelona, Spanyol (6/3/2025). ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe/aa.
Jakarta (ANTARA) – Swiss resmi meluncurkan Apertus yakni model kecerdasan buatan (AI) nasional berbasis open-source yang digadang-gadang menjadi alternatif bagi model milik perusahaan besar seperti OpenAI.
Dilansir dari Engadget pada Rabu, nama Apertus berasal dari bahasa Latin yang berarti “terbuka,” dan dikembangkan oleh Institut Teknologi Federal Lausanne (EPFL), ETH Zurich, serta Pusat Superkomputasi Nasional Swiss (CSCS) yang mana seluruhnya adalah lembaga publik.
“Saat ini Apertus adalah model AI publik terdepan, dibangun oleh lembaga publik untuk kepentingan publik. Ini adalah bukti terbaik bahwa AI bisa menjadi infrastruktur publik layaknya jalan tol, air, atau listrik,” kata Joshua Tan, salah satu tokoh pengusung gagasan AI sebagai infrastruktur publik.
Berbeda dengan sebagian besar model AI komersial, Apertus dirancang sepenuhnya transparan. Masyarakat dapat menelusuri seluruh proses pelatihannya, termasuk kode sumber, dokumentasi, serta data yang digunakan.
Model ini juga dipastikan patuh terhadap hukum perlindungan data dan hak cipta Swiss sehingga menjadikannya opsi menarik bagi perusahaan yang ingin menyesuaikan dengan regulasi ketat Eropa.
Baca juga: BRIN ungkap sejumlah tantangan implementasi AI dalam sektor kesehatan
Asosiasi Perbankan Swiss sebelumnya menilai kehadiran LLM (Model Bahasa Besar/Large Language Model) buatan dalam negeri memiliki “potensi jangka panjang yang besar,” terutama karena lebih sesuai dengan aturan ketat perlindungan data lokal dan kerahasiaan bank.
Namun, hingga kini sejumlah bank di Swiss masih menggunakan model AI lain sehingga belum jelas apakah mereka akan beralih ke Apertus.
Apertus tersedia untuk digunakan oleh berbagai kalangan seperti peneliti, komunitas hobi, hingga perusahaan untuk mengembangkan berbagai aplikasi, mulai dari chatbot, penerjemah, hingga alat pendidikan.
Model ini dilatih menggunakan 15 triliun token dalam lebih dari 1.000 bahasa, dengan 40 persen di antaranya di luar bahasa Inggris, termasuk bahasa Jerman Swiss dan Romansh.
Pemerintah Swiss menegaskan Apertus hanya menggunakan data yang tersedia untuk publik dan menghormati permintaan opt-out yang bisa dibaca mesin pada situs web.
Hal ini menjadi pembeda dari sejumlah perusahaan AI lain yang dituduh melakukan scraping atau pengumpulan data tanpa izin dan bahkan digugat oleh media serta kreator karena dugaan pelanggaran hak cipta.
Saat ini Apertus tersedia dalam dua ukuran, yakni 8 miliar dan 70 miliar parameter, dan dapat diakses melalui perusahaan teknologi Swisscom atau platform Hugging Face.
Baca juga: Australia batasi akses terhadap teknologi yang rentan disalahgunakan
Baca juga: Meta perbarui aturan keamanan AI, batasi anak dari topik sensitif
Penerjemah: Farhan Arda NugrahaEditor: Indriani Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.